Testing dan Implementasi Faktor Pengujian Perangkat
Lunak Tujuan Pengujian. Menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah
memenuhi kebutuhan pemakai. Menilai
apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai dengan metodologi yang
digunakan. Membuat dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan kesesuaian
perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Terdapat
15 faktor didalam pengujian, akan tetapi tidak semua faktor yang mungkin
digunakan, hal ini bergantung pada sistem yang akan diuji. Adapun faktor –
faktor pengujian perangkat lunak pada testing dan implementasi diantaranya
sebagai berikut :
1. Reability, Menekankan bahwa aplikasi akan
dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang diminta dalam periode waktu tertentu.
Faktor yang diuji :
a. Menentukan toleransi.
b. Desain control dan integritas data.
c. Implementasi control dan integritas data.
d. Pengujian regresi, pengujian manual dan pengujian
fungsional.
e. Verifikasi dan ketetapan dan kelengkapan instalasi.
f. Update ketepatan kebutuhan.
2. Authorization, Menjamin data di proses sesuai dengan
kebutuhan manajemen. Authorisasi menyangkut proses transaksi secara umum yaitu
otoritas bisnis dan secara khusus otoritas pelaksanaan tindakan khusus. Faktor
yang diuji :
a. Identifikasi aturan otorisasi.
b. Desain aturan otorisasi.
c. Implementasi aturan otorisasi.
d. Pengujian kesesuain.
e. Mencegah perubahan data selama instalasi.
f. Menjaga aturan otorisasi.
3. File Integrity, Menekankan pada data yang dimasukkan
melalui aplikasi agar tidak dapat diubah serta prosedur yang akan memastikan
bahwa file yang digunakan benar dan data dalam file tersebut akan disimpan
sequensial dan benar. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi kebutuhan integritas file.
b. Desain control dan integritas file.
c. Implementasi control dan integritas file.
d. Pengujian fungsional.
e. Verifikasi integritas dari produksi file.
f. Menjaga integritas file.
4. Audit, Trail Menekankan pada kemampuan untuk
mendukung proses yang terjadi. Pemrosesan data secara keseluruhan berdasarkan
retensi/jumlah dari kejadian yang cukup mendukung keakuratan, kelengkapan,
batasan waktu dan otorisasi data. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi kebutuhan rekontruksi.
b. Desain audit trail
c. Implementasi audit trail
d. Pengujian fungsional.
e. Menyimpan audit trail selama instalasi.
f. Update audit trail.
5. Continuity of processing, Menekankan kemampuan
untuk meneruskan proses, ketika terjadi suatu permasalahan dengan menetapkan
prosedur yang diperlukan dan back-up informasi untuk melindungi operasi mungkin
hilang karena masalah tersebut. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi akibat dari kegagalan.
b. Desain contingency plan.
c. Menyusun contingency plan dan prosedurnya.
d. Pengujian pemulihan.
e. Memastikan integritas dari pengujian sebelumnya.
f. Update contingency plan.
6. Service Level, Menekankan bahwa hasil yang
diinginkan didapat dalam waktu yang diinginkan oleh user. Untuk mencapai
keinginan tersebut, harus dilakukan penyesuaian antara keinginan user dengan
sumber daya yang ada. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi tingkat layanan yang diinginkan.
b. Desain metode untuk mencapai tingkat layanan.
c. Desain sistem untuk mencapai tingkat layanan.
d. Pengujian beban lebih.
e. Implementasi rencana pencegahan kegagalan
instalasi.
f. Menjaga tingkat layanan.
7. Access control, Menekankan sumber daya sistem harus
dilindungi dari kemungkinan modifikasi, pengrusakan, penyalahgunaan dan
prosedur keamanan harus dijalankan secara penuh untuk menjamin integritas data
dan program aplikasi. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi hak akses.
b. Desain Prosedur akses.
c. Implementasi prosedur keamanan.
d. Pengujian kesesuaian.
e. Kontrol akses selama instalasi.
f. Menjaga keamanan.
8. Metodology, Menekankan bahwa aplikasi dirancang
sesuai dengan strategi organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan standar. Faktor
yang diuji :
a. Penyesuaian kebutuhan dengan metodology.
b. Penyesuaian desain dengan metodology.
c. Penyesuaian program dengan metodology.
d. Penyesuaian pengujian dengan metodology.
e. Penyesuaian integrasi dengan metodology.
f. Penyesuaian perawatan dengan metodology.
9. Correctness, Menjamin pada data dmasukkan, proses
dan output yang dihasilkan dari aplikasi harus akurat dan lengkap. Faktor yang
diuji :
a. Identifikasi spesifikasi fungsional.
b. Penyesuaian desain dengan requitment.
c. Penyesuain program dengan desain.
d. Pengujian fungsional.
e. Ketepatan penempatan program dan data pada
produksi.
f. Update kebutuhan.
10. Ease of use, Menekankan perluasan usaha yang
diminta untuk belajar, mengoperasikan dan menyiapkan inputan dan
menginterprestasikan output dari sistem. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi spesifikasi kegunaan.
b. Desain penggunaan fasilitas.
c. Penyesuaian program dengan desain.
d. Pengujian dukungan panduan.
e. Penyebaran kegunaan instruksi.
f. Menjaga kemudahan penggunaan.
11. Maintainable, Usaha yang diminta untuk mengalokasi
dan memperbaiki suatu eror dalam pengoperasian sistem. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi spesifikasi kegunaan.
b. Desain dapat dirawat.
c. Program dapat dirawat.
d. Inspeksi.
e. Kelengkapan dokumentasi.
f. Menjaga kerawatan.
12. Portable, Usaha yang diminta untuk mengirimkan
program dari satu konfigurasi hardware dan atau lingkungan sistem software ke
lingkungan yang lain. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi kebutuhan protabilitas.
b. Desain protabilitas.
c. Penyesuaian program dengan desain.
d. Disaster testing. e. Kelengkapan dokumentasi.
f. Menjaga protabilitas.
13. Coupling, Usaha yang diminta untuk menghubungkan
komponen di dalam sistem aplikasi dan dengan sistem aplikasi yang lain dalam
lingkungan pemrosesan. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi antar muka system.
b. Kelengkapan desain antarmuka.
c. Penyesuaian program dengan desain.
d. Pengujian fungsional dan regresi.
e. Koordinasi antarmuka.
f. Memastikan antarmuka yang benar.
14. Performance, Jumlah perhitungan sumberdaya dan kode yang
diminta sistem untuk melakukan fungsinya, termasuk ke dalamnya kerja maual dan
otomatis. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi
kriteria performance.
b. Kriteria pencapaian desain.
c. Kriteria pencapaian program.
d. Pengujian
kesesuaian.
e. Mengawasi performa instalasi.
f. Menjaga tingkat performance.
15. Ease of operations, Sejumlah usaha yang diminta
untuk mengintegrasikan sistem ke dalam lingkungan operasi dan lingkungan sistem
aplikasi, berupa prosedur manual dan otomatisasi. Faktor yang diuji :
a. Identifikasi kebutuhan operasional.
b. Mengkomunikasikan kebutuhan pada operasi.
c. Mengembangkan prosedur operasi.
d. Pengujian operasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar