Pada saat pemilu presiden 2014 para partai politik mulai
mengusung bakal calon presiden dan wakil
presiden,setelah itu masing masing partai mulai berkampanye kemasyarakat umum. Berbagai
macam kampanye dilakukan untuk menarik hati masyarakat umum agar bisa mengumpulkan
suara partai nya sebanyak banyaknya, mulai dari kampanye secara positif maupun
kampanye secara negatif. Kampanye secara negatif seperti melakukan kampanye
money politic atau disebut politik uang dengan menyogok masyarakat seperti itu
supaya memilih partai yang diusungnya. Kejadian seperti itu marak terjadi di
masyarakat luas kita yang tergoda dengan adanya diiming imingi entah itu berupa
uang atau berupa dalam bentuk sembako dan sebagainya. Dan ada juga yang menjelek
jelek kan partai lawannya itu. Sedangkan kampanye seperti itu bertentangan dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat umum.
Sehingga masyarakat tidak memilih calon
presiden dan calon wakil presiden sesuai hati nurani masing-masing karna adanya
kampanye negatif itu. Kampanye negatif yang saling menjelek-jelekkan satu sama
lain akan meninggalkan kesan buruk di dalam pikiran rakyat tentang calon
pemimpin bangsa sebelum mereka menentukan pilihan. Kebebasan dalam menyampaikan
pendapat kampanye yang terlalu berlebihan juga berpotensi menimbulkan
kebencian, baik terhadap capres maupun antar pendukung capres. Kondisi seperti inilah
yang membuat kampanye negatif harus
dikontrol untuk menyelamatkan seluruh komponen bangsa ini dari adanya beragam kampanye
negatif pilpres.
Dan setelah selesai nya pemilihan
capres dan cawapres, setelah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum terpilihlah
capres dan cawapres nomor urut 2 yaitu Jokowi-JK karna total hasil suara nya
yang lebih besar dari capres dan cawapres nomor urut 1 yaitu Prabowo-Hatta, setelah
itu capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo-Hatta mengklaim bahwa suara nomor
urut 1 lebih besar daripada lawannya, karna pihak capres cawapres Prabowo-Hatta
menduga bahwa ada kecurangan pada saat perhitungan suara di sejumlah daerah
sehingga perhitungan suara itu berbeda dari hasil suara yang didapatkannya. Sehingga
pihak Prabowo-Hatta merasa dicurangi dan tidak puas dengan hasil yang diumumkan
oleh Komisi Pemilihan Umum, dan akhirnya melapor gugatan sengketa hasil pilpres
ke Mahkamah Konstitusi. Dan setelah sudah berjalan cukup memakan waktu berhari
hari untuk menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, bahwa Mahkamah Konstitusi
memutuskan tolak gugatan sengketa hasil pilpres, dengan berat hati capres nomor
urut 1 tetap harus menerima nya dengan lapang hati keputusan MK itu. Dan resmi
terpilih lah presiden baru yaitu Jokowi-JK.
Di sisi lain, setelah itu tidak lama kemudian
selesai dari pemilu presiden, masing-masing kedua kubu itu mulai merapat di lingkungan DPR membentuk koalisi nya sendiri, kubu Prabowo-Hatta dari partai Gerindra membentuk
Koalisi di dalam lingkungan DPR yang diusungnya yaitu Koalisi Merah Putih yang
diikuti oleh beberapa partai yang bergabung di Koalisi Merah Putih, kubu
Jokowi-JK dari partai PDI-P juga membentuk Koalisi nya juga yang bernama
Koalisi Indonesia Hebat yang diikuti oleh beberapa partai yang bergabung di Koalisi
Indonesia Hebat itu juga. Di dalam lingkungan DPR itupun juga mulai adanya
konflik diantara dua Koalisi itu yang masing-masing mementingkan kelompok diri
sendiri sehingga terjadi dualisme kekuasaan di dalam DPR itu. Sehingga masyarakat
berbagai macam mulai melontarkan kritik karna adanya konflik di lingkungan
internal DPR itu.
Dan setelah resmi dilantiknya
presiden baru Indonesia yaitu presiden Jokowi-JK mulai bersiap membentuk
kabinet baru, walaupun pada saat membentuk kabinet itu waktunya sempat diundur
karna presiden Jokowi-JK pada saat itu sedang menyeleksi para menteri-menteri
terpilih yang terbaik, terpercaya dan bisa diandalkan demi membangun negara ini supaya lebih baik lagi dan demi seluruh penduduk negara Indonesia agar
proses kinerja presiden berjalan dengan baik dan lancar, setelah itu maka dibentuklah
kabinet yang diberi nama Kabinet Kerja oleh presiden Jokowi-JK. Masyarakat luas tinggal
menunggu seiring waktu berjalan apakah kinerja presiden baru ini berdampak
positif untuk Indonesia ini atau tidak. Masyarakatlah yang merasakan dan menilai
seluruh segala aspek itu.
Itulah tentang analisis pemilu
presiden 2014 sampai pembentukan kabinet baru yang dibentuk presiden Jokowi-JK
yaitu Kabinet Kerja.Kurang lebihnya mohon dimaafkan jika ada yang kurang
berkenan dengan tulisan artikel saya ini, mungkin saran dan kritikan nya yang
bersifat membangun diperlukan bagi saya agar penulisan artikel ini jauh lebih
baik lagi.Terima Kasih. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar